Minggu, 26 Juni 2016

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. ASIA PAPER MILLS


Dewi Rahayu
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2013
TUGAS AKHIR
PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. ASIA PAPER MILLS


            Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan sarana yang dapat digunakan perusahaan untuk mengendalikan risiko dan memenangkan persaingan global. Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mendefinisikan SMK3 sebagai pendekatan yang terorganisir untuk mengelola dan mengurangi biaya keselamatan dan kesehatan. Di Indonesia, Undang Undang No. 13 tahun 2003 pasal 87 telah mewajibkan penerapan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Kewajiban tersebut telah melalui pertimbangan yang dicantumkan pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996. Ada dua pertimbangan penting yang dapat menjadi perhatian yaitu:
1. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka perlu penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat mengantisipasi hambatan teknis dalam era globalisasi perdagangan.
            Meskipun telah terdapat perundang-undangan yang mengatur K3 serta SMK3 di Indonesia, masih banyak perusahaan yang tidak menerapkan SMK3. Hal ini dapat terbukti dari performansi K3 di Indonesia. Tahun 2010, hanya terdapat 162 perusahaan yang mendapat sertifikasi SMK3 dan 238 perusahaan pada tahun 2011. Padahal jumlah perusahaan di Indonesia telah mencapai lebih dari 20000 perusahaan.


            Perumusan masalah yang terdapat pada tugas akhit ini yaitu PT Asia Paper Mills belum memiliki Sistem Manajemen K3 untuk menangani potensi bahaya. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini antara lain, mengidentifikasi manajemen K3 yang sedang dilakukan, menilai manajemen K3 perusahaan yang sedang dilakukan, dan merancang SMK3 yang sesuai dengan standar PP No.50 tahun 2012. Batasan-batasan masalah pada penelitian ini antara lain penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi dan menilai manajemen K3 di PT. Asia Paper Mills dan penelitian dilakukan untuk merancang SMK3 di PT. Asia Paper Mills pada tingkat awal SMK3 menurut Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012.
            Setelah penelitian selesai dilaksanakan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Hasil identifikasi terhadap manajemen K3 menunjukkan bahwa perusahaan belum memiliki struktur organisasi K3, kebijakan K3, dan manual SMK3. Perusahaan juga belum memiliki secara lengkap prosedur-prosedur yang mendukung pelaksanaan K3, misalnya prosedur identifikasi bahaya, prosedur P3K, prosedur keadaan darurat, prosedur inspeksi, prosedur pemeriksaan kecelakaan kerja, prosedur penanganan bahan, prosedur peninjauan kontrak, dan prosedur pengendalian perancangan.
2. Dari hasil identifikasi, dilakukan penilaian terhadap manajemen K3 dengan menggunakan pendekatan terhadap Sistem Manajemen K3. Hasil penilaian menunjukkan bahwa perusahaan hanya memenuhi 26,56% dari 64 kriteria penerapan SMK3 tingkat awal menurut Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012.
3. Perancangan SMK3 ini menghasilkan kebijakan K3 di perusahaan, organisasi K3 di perusahaan, dan manual SMK3 perusahaan, serta prosedur-prosedur SMK3. Prosedur-prosedurnya yaitu prosedur identifikasi potensi bahaya, prosedur pengendalian perancangan dan modifikasi, prosedur pengendalian dokumen, prosedur pembelian, prosedur peninjauan kontrak, prosedur seleksi dan penempatan personil, prosedur pemeliharaan dan perbaikan sarana produksi, prosedur keadaan darurat, prosedur P3K, prosedur inspeksi, prosedur investigasi dan pelaporan kecelakaan kerja, prosedur pengendalian penanganan manual dan mekanis, serta prosedur penyimpanan dan pemindahan bahan. Kebijaan selanjutnya yang dihasilkan yaitu instruksi-instruksi yang mendukung prosedur dan pelaksanaan SMK3, antara lain : instruksi penilaian risiko, instruksi pengisian JSA, instruksi pemeliharaan APD, instruksi evakuasi keadaan darurat, instruksi penggunaan APAR, instruksi penyimpanan dan pemindahan bahan.
            Formulir-formulir yang mendukung prosedur, antara lain formulir penilaian risiko, formulir JSA, formulir data kesehatan calon tengaa kerja baru, formulir inspeksi, formulir pemeriksaan kecelakaan kerja, dan formulir laporan kecelakaan. Dokumen pendukung lainnya seperti surat izin kerja. Setelah perancangan SMK3 selesai dilaksanakan, PT. Asia Paper Mills memperoleh persentase penerapan SMK3 tingkat awal sebesar 46,87%. Sebelum perancangan SMK3 dilaksanakan, manajemen K3 yang dilaksanakan sebelumnya dinilai memenuhi 26,56% kriteria penerapan SMK3 tingkat awal. Ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan sebesar 20,31%.
            Saran yang diberikan penulis untuk perusahaan yaitu agar membuat perencanaan K3 yang terstruktur. Rencana K3 dapat disusun berdasarkan penelaahan kondisi awal perusahan, identifikasi potensi bahaya, peraturan perundang-undangan, dan sumber daya yang dimiliki.
            Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap dampak positif yang muncul dari penerapan SMK3. Pengamatan terhadap lingkungan kerja dan aktivitas kerja dapat dilakukan dengan tujuan untuk menilai apakah penerapan SMK3 membawa dampak positif bagi lingkungan kerja dan aktivitas kerja. Penelitian mengenai pengaruh penerapan SMK3 terhadap produktivitas perusahan juga dapat dilakukan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan SMK3 yang baik dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.


Senin, 01 Oktober 2012

Belajar Bahasa Palembang Part III

 Belajar Bahasa Palembang Part III

 

O

  • "Obak" = Penjara/Sel
    Contoh: Wong galak maling bakal masuk obak.
    Arti: Orang yang suka mencuri akan masuk penjara.
  • oncak = unggulan
    Contoh: Pakela oncak kau, tetep aku tula yang menang pasti.
  • oplet = angkot
    Contoh: Kalu oplet warno merah stop di mano, yo?

P

  • Pacak = bisa
    Contoh: Pacak gilo jugo aku kalo cak ini terus
  • Palak = kepala
    Contoh: Pening palak aku jingok kelakuan dio
  • Panto = cuma
    Contoh: Panto itu be dak pacak, makmano kau ni?
  • Pasak = pasar
    Contoh: Pasak Plaju la canggih sekarang, nyaman men nak blanjo
  • Payo = ayo
    Contoh: Ke PIM dak? payo!
  • Pecak = seperti
    Contoh: Badan pecak gorila cak tu, kalahla dio
  • Pecik = menembak
    Contoh: Ae cupu ni, pecik ekar be dak pacak
  • Peh la = yuk
    Contoh: Maen dak? peh la
  • Penesan = bercanda
    Contoh: Jangan langsung tujah2an oi, cuma penesan dio tu
  • Pilat (tidak sopan) = Kata kasar, arti: orang yang bibirnya ada bekas operasi(?)
    Contoh: Pilat ni! bawa mobil tu beneran dikit!
  • Pocok = atas
    Contoh: Dio lagi di pocok, beneri atep
  • Prei = libur
    Contoh: Kapan prei?
  • punyo = punya

R

  • Rai = muka, tampang
    Contoh: Rai kau make apo? maken cantik bae kw bik
  • Ringam = benci
    Contoh: Ringam nian jadi wong tu!
  • Rese = habis
    Contoh: Ai rese makanan ini

S

  • Sanjo = bertamu
    Contoh: Kagek sincia sanjo ke tempat aku ye, banyak makanan la
  • Sangkek = keranjang, bungkusan berisi makanan yang dibagikan waktu ultah anak kecil
    Contoh: La dapet sangkek lum kau?
  • Saro = sulit
    Contoh: Kalo cak ini saro! jadinyo cak mano? cari dulu turunannyo
  • Sapo = siapa
    Contoh: Sapo bae yang ranking, dapet voucher les gratis disano
  • Semekuk = berbentuk tak sempurna
    Contoh: Dak semekuk nian gambar kau, budak TK be lebih lihai
  • Sepur = kereta api
    Contoh: Ado wong dilindas sepur malem tadi
  • Sike = pelit
    Contoh: Dak usah sike la, awak kayo
  • Sius = serius
    Contoh: Siusan oi? mak mano nian ceritonyo?
  • Sikok = satu
    Contoh: Bagi sikok wong sikok, jangan banyakan
  • Singit = sembunyi
    Contoh: Maleng tu singitan di wc rumah aku
  • Siru = heboh
    Contoh: Dak usah siru! mano buktinyo?
  • Sedenget = sebentar
    Contoh: Sedenget be, dak lemakkan aku kalo dak ke rumah dio
  • Sekewet = curang
    Contoh: Ketauan ye kau galak maen sekewet
  • Sokor = "sukurin"
    Contoh: Sokor! makonyo latihan dulu men nak tanding tu

T

  • Tako'an = sombong
    Contoh: Wong tako'an cak dio emang harus dibasmi
    Contoh: Orang sombong kayak dia emang harus dibasmi
  • Tebudi = tertipu
    Contoh: Dak tau aku ini palsu, tebudi aku oleh dio
  • Tedok = tidur
    Contoh: Tedok tu jangan malem malem
  • Tek aguk = tidak ada kerjaan (tidak digunakan terpisah)
    Contoh: Tek aguk nian dio, nyoret nyoret papan
  • Terajang = hantam
    Contoh: Na, nyengir nyengir, terajang gek kau!
  • Tetak = potong
    Contoh: Tetak palak aku kalo kau dapet cepek
  • Tino = betina/perempuan
    Contoh: Budak tino itu begawe di PS
    Contoh: Anak perempuan itu bekerja di PS
  • Tangani = selesaikan, hajar, pukul
    Contoh: Dak usah macem macem, tangani gek kau!
  • Tula = itulah
    Contoh: Tula! la ku ngomongi caronyo tu mak ini, dak cayo kau
  • Tujah = menusuk
    Contoh: Ne, kau. Ngapo nyingok-nyingok, kagek ku tujah
  • Tekak = bandel
    Contoh: Kau ni tekak nian, wong apo bukan?
    Arti: Kamu ini bandel banget, orang apa bukan?
  • Tebok = bolong
    Contoh: lawang ini tebok galo bekas peluru
    Arti: Pintu ini bolong semua bekas peluru
  • Tekepor = terkapar
    Contoh: Peserta gerak jalan banyak yang tekepor
  • Tekacip = kelamaan menunggu (seseorang/sesuatu)
    Contoh: Ai gawe kau ni,aku laju tekacip disini
    Arti: Ai kerjaan kamu ni,saya jadi kelamaan nunggu
  • Tegok = telan
    Contoh: Tegok bae ubat tu
    Arti: Telan saja obat itu

U

  • Ucak-ucak = main-main, tidak serius
    Contoh: Ae SFC ni maennyo ucak ucak sekarang
  • Uji = kata
    Contoh: Uji dio kalo pacak gawe ke soal ni, nak dienjok cepek ceng kito
  • Umep = panas / masak / mendidih
    Contoh: Bik, banyu tuh lah umep, angkatlah
  • Untal = lempar
    Contoh: Untal tu bener dikit, nyangkut ke atep gek
  • Ulo = ular
    Contoh: Ampir be aku ninjek ulo di sawah
  • Umbel = ingus
    Contoh: Kau ni la besak masih umbelan
    Arti: Kamu ini sudah besar masih ingusan

W

  • Wong = orang
    Contoh: Wong kito galo, wong Palembang

Y

  • Yasi = sah
    Contoh: Dak yasi pemilu tu, banyak maen calak dio

Perubahan vokal

Beberapa kata dalam bahasa Palembang yang sama dengan Bahasa Indonesia, hanya berubah vokal akhirnya:
  • Ado = ada
  • Apo = apa
  • Biaso = biasa
  • Biso = bisa
  • Dio = dia
  • Dimano = di mana
  • Disano = di sana
  • Iyo = iya
  • Jawo = Jawa
  • Jugo = juga
  • Kemano = ke mana
  • Kato = kata
  • Ketawo = tertawa
  • Kito = kita
  • Mano = mana
  • Ngapo = mengapa
  • Pulo = pula


    Kita sebagai generasi muda harus terus melestarikan bahasa daerah kita masing- masing, lebih baik lagi bisa mempelajari bahasa daerah lain. Jika kita tidak mau belajar dan melestarikan bahasa daerah kita, lambat laun bahasa daerah tersebut akan hilang di telan jaman. So Keep your traditional language to remain sustainable.

Kamis, 27 September 2012

Belajar Bahasa Palembang Part II

 Belajar Bahasa Palembang Part II

 

G

  • Galak = mau, sering, suka
    Contoh: Galak makan dak? (galak = suka)
    Contoh: Aku galak dengan kawu. (galak = mau/suka)
    Contoh: Tu la, galak takok'an, keno batunyo kawu sekarang. (galak = sering)
  • galar = lantai
    Contoh: Kaparke baye mangkok tuh di pucuk galar.
    Arti: Letakkan saja mangkuk itu di atas lantai.
  • galo = semua
    Contoh: Wong kito galo.
  • gancang = cepat
    Contoh: Gancang dikit kak, kagek telat aku ni sekolah.
  • gedek = dinding / tembok
    Contoh: Lukisan sikok itu tolong dipasang di gedek sebelah sano yo mang.
  • geli-geli = mudah (bahasa kiasan yang diambil dari geli yang maknanya sama dalam bahasa Indonesia)
    Contoh: Mak ini sih geli-geli bae.
  • geli-geli basa = sangat mudah
    Contoh: Pacak dak? Geli-geli basa.
  • geta basa = bokek, pelit
    Contoh: Geta basa dio tu.
  • goco = tinju
    Contoh: Ati-ati samo preman itu, kagek keno goconyo.
  • gandekan = ahli/jago
    Contoh: Wai, budak itu gandekan nian maen ekar.
    Arti: Wow, anak itu ahli/jago sekali bermain kelereng.

I

  • idak = tidak
    Contoh: Idak galak makan dio dari kemaren.
    Arti: Tidak Mau makan Dia dari Kemarin.
  • igo = terlalu
    Contoh: Tula pelit igo! Rasoke kau sekarang
    Arti: Itulah Pelit sekali ! Rasakan kamu Sekarang
  • iwak = ikan
    Contoh: Iwak belido emang paleng padek dibikin pempek.
    Arti: Ikan Belida Emang paling enak dibikin Pempek.

J

  • jabo = luar
    Contoh: Tolong buangke sampah ni ke jabo, yo.
  • jingok = lihat
    Contoh: Jingok- ingok kalo kakak aku dateng, yo
  • jiron = tetangga
    Contoh: Kenal dak kau samo jiron kawu?
  • julak = dorong
    Contoh: Kau dijulak siapo dek? Ngapo pacak nyampak cak ini?
  • Jero = dalam
    Contoh: Kambang ini jero nian.
    Arti: Empang ini dalam sekali.
    Contoh: Cubo cari di jero kamar.
    Arti: Coba cari di dalam kamar.
  • jeramba = jalan/jembatan
    Contoh: Nah, jeramba kayu iko la banyak yang bolong.
    Arti: Nah, jalan/jembatan kayu ini sudah banyak yang bolong.

K

  • kacek = selisih
    Contoh: Kacek dikit jugo, dak apo la.
  • kacuk-an = sanggama
    Contoh: Jangan kacuk-an di luar nika ye, doso tu!
  • kagek = nanti
    Contoh: Nak pegi, lum? Kagek, yo.
  • kambang = kolam
    Contoh: Wow, kambang iwak makin cantik bae mak ini ari.
  • kanji = genit/nafsu seksual berlebihan/binal
    Contoh: Jingokla, betino itu kanji nian galak ngucak lanang.
  • katek = tidak ada
    Contoh: Kesian jingok dio, katek duit, katek rumah, katek kerjo.
  • kecik = kecil
    Contoh: Pempek telok kecik seporsi berapo?
  • kelaso = tikar, alas duduk, alas tempat tidur
    Contoh: Bentangke la kelaso tuh, aba kau nih nak tiduk dulu.
  • kempet = kempes
    Contoh: Ai, ban mobil aku kempet pulo.
  • kendak = kehendak/kemauan
    Contoh: Kendak aku ni cak ini, ngapola jadi cak itu?
  • ketek = perahu
    Contoh: Turis tu lagi naek ketek nyebrang sunge musi
  • kito = kita
    Contoh: Wong kito galo.
  • kleker = kelakar
    Contoh: Mang Cek kau tu emang rajo kleker, ngehayal telalu tinggi.
  • klepeh = dompet
    Contoh: Supayo dak dimaling, pastike klepeh ditempek ke jangan baseng.
  • kocek = potong, kupas
    Contoh: Diemla, agek kukocek palak kau!
  • kambang = empang

L

  • la = sudah
    Contoh: La selesai lum? Lamo nian.
  • ladeng = pisau
    Contoh: Kau buang ke mano ladeng bekas kau nujah tadi?
  • laju = ayo, akibatnya/jadinya
    Contoh: Galak laju, dak galak sudah. (laju = ayo)
    Contoh: Lantak bebala, laju keno marah budak tu (laju = akibatnya/jadinya)
  • lajuke = urusi
    Contoh: Aman kau galak, lajuke la.
  • lanjak'i = mengerjakan, mengurusi
    Contoh: Mumpung regonyo murah, lanjak'i la cek
  • lantak = gara-gara
    Contoh: Lantak kau la, jadi rusak komputer aku ni.
  • lemak = enak
    Contoh: Makanan di sini la dak lemak, mahal pulo.
  • lihai = mahir
    Contoh: Lihai nian dio matematika, les di mano dio, yo?
  • lokak = kerjaan, masalah
    Contoh: Kalo ado lokak, kabari bae aku ye mang.
  • lolo = bodoh
    Contoh: Alangke lolo gawe budak kecik tu.
  • lum = belum
    Contoh: Sudah, lum?
  • linjangan = pacar
    Contoh: Hai, linjangan kau sekarang sapo?
    Arti: Hai,pacar kamu sekarang siapa?

M

  • madak'i = Masa, sih?
    Contoh: Mada'i kito kalah? Perasaan la lemak tekwan kito ni.
  • mak ini ari = hari gini
    Contoh: Mak ini ari, mase ado bae wong yang galak maleng ayam.
  • Mang Cek = paman
    Contoh: Di rumah mang cek aku ado kebon rambutan.
  • melok = ikut
    Contoh: Aku nak ke tempek tino tu, melok dak?
  • mekek-mekek = berteriak/memekik
    Contoh: Oi cek, ngapo dio la dari tadi mekek-mekek?
  • mekot, milu = ikut
    Contoh: Mekot oi ke sano, la bosen aku di siko.
  • menujah = menusuk
    Contoh: Wai, kawu ni mirip yang nujah adek aku dulu tu.
  • mengot = lengkung
    Contoh: Mistar ni pacak mengot pulo.
  • meseng = buang air besar
    Contoh: Budak tu galak meseng di celano aman aku kejutke.
  • metu = keluar
    Contoh: Dio tu dak pernah metu dari kamar sejak ditujah aku.
  • merep = mirip, menyerupai
    Contoh: Yyo merep wong ini.
  • minta alem = manja, cari perhatian
    Contoh: Minta alem nian dio ni.
  • mentek, mengkek = "belagu", banyak gaya
    Contoh: Mengkek nian budak tu!

N

  • nak = mau
    Contoh: Diemla! Nak keno marah guru kawu?
  • ngambok = pamer
    Contoh: Dak usahlah nak ngambok kau tu! Jingok dulu na gambar aku.
  • ngatoke = mengatakan
    Contoh: Walikota ngatoke kalu dio bakal gusur galo pedagang kaki lim.
  • ngolake = menipu
    Contoh: Koko kau tu galak ngolake, ngomong jual ayam bangkok taunyo ayam kampung.
  • ngota'i = membohongi
    Contoh: Ai, kau ni ngota'i aku dari dulu, apo kendak kawu?.
  • nian = benar
    Contoh: Kau cak calak nian kek aku, yo?.
  • nianan = beneran
    Contoh: Nianan pesta-pesta kito malem ni?
  • ngeribak'i = peduli amat
    Contoh: Ngeribak'i kau la, kawu tu siapo?
  • ngikik = lucu
    Contoh: Ngigik nian wong yang bikin kamus ni.
  • ngenyek = mengejek
    Contoh: Budak tu emang galak ngenyek, kesel jugo lamo-lamo.
  • nyampak = jatuh
    Contoh: Ajaib, la nyampak dari lante 30 masi pacak idup
  • nyenyes = cerewet
    Contoh: Aku dak seneng dengan wong nyenyes cak dio.
  • ngagok'i = menanggapi
    Contoh : Berentilah ngagok'i nyo,gek dio nangis
  • nemen = sering
    Contoh: Jangan nemen nian maen tempat wong itu.
    Arti: Jangan terlalu sering main ke tempat orang
  • nganjok = terjun
    Contoh: Jangan galak nganjok dari pagar lagi kau tu.
    Arti: Kamu itu jangan suka terjun dari pagar lagi.

Senin, 24 September 2012

Belajar Bahasa Palembang Part I

     Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu baso Pelembang alus atau bebaso dan baso Pelembang sehari-hari. Baso Pelembang alus dipergunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam upacara adat. Bahasa ini berakar pada bahasa Jawa karena raja-raja Palembang berasal dari Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dan Kerajaan Pajang. Itulah sebabnya perbendaharaan kata Baso Pelembang Alus banyak persamaannya dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa.

     Sementara itu, baso sehari-hari dipergunakan oleh wong Palembang dan berakar pada bahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang biasanya mencampurkan bahasa ini dan bahasa Indonesia (pemilihan kata berdasarkan kondisi dan koherensi) sehingga penggunaan bahasa Palembang menjadi suatu seni tersendiri.

     Bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah di provinsi sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu bahkan provinsi di Jawa (dengan intonasi berbeda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran 'a' pada kosakata bahasa Indonesia biasanya diubah menjadi 'o'.



Dalam bahasa Palembang, awalan me- seringkali tidak diucapkan. Misalnya:
  • Jingok (lihat) bila diberi awalan me- akan menjadi "nyingok" bukan menjingok.
  • Goco (pukul) bila diberi awalan me- akan menjadi "ngoco" bukan menggoco.

Di bawah ini adalah beberapa kata dalam bahasa Palembang dan artinya dalam bahasa Indonesia:

A

  • aman / amon = kalau
    Contoh: Aman kau ke sano gek, jangan lupo bawa pempek.
    Arti: Kalau kamu ke sana nanti, jangan lupa bawa pempek.
  • antok = antuk
    Contoh: Kartu kau tu antok, ulang oi!
    Arti: Kartu kamu itu terantuk, ulang dong!
  • asak = asalkan
    Contoh: Asak kau dapet cepek, ku enjok mobil la.
    Arti: Kalau kamu mendapatnya dengan cepat, saya kasih mobil deh.
  • awak = padahal
    Contoh: Awak kau yang salah, nak nyalahke wong.
    Arti: Padahal kamu yang salah, mau menyalahkan orang.
  • awan = siang
    Contoh: Awan tadi, budak Kertapati menang lomba bidar.
    Arti: Tadi siang, anak Kertapati menang lomba bidar.

B

  • bae = saja
    Contoh: Kau bae la yang bayar.
    Arti: Kamu sajalah yang bayar.
  • balak = masalah
    Contoh: Dak usah nyari balak la, kagek celako kau.
    Arti: Tidak usah cari masalah deh, nanti kamu celaka.
  • balek = pulang
    Contoh: Aku abes ni nak balek ke rumah.
    Arti: Saya setelah ini mau pulang ke rumah.
  • balen = ulang
    Contoh: Balen oi, mano ado maen cak tu.
    Arti: Ulang dong, mana ada main begitu.
  • banyu = air
    Contoh: Nak minum apo? Jawab: Banyu putih be.
    Arti: Tanya: Mau minum apa? Jawab: Air putih saja.
  • baseng = terserah/sembarangan
    Contoh: Baseng kau la, aku dak melok-melok bae.
    Arti: Terserah kamu sajalah, saya tidak ikut (kalau terjadi masalah, saya tidak ikut kena getahnya).
  • basa = gawat
    Contoh: Basa ni! dak pacak gawe galo.
    Arti: Gawah nih! Tidak bisa kerjakan semua.
  • baso = bahasa
    Contoh: Ae, baso Inggris bae dak pacak kau, cupu ni!
    Arti: Ya ampun, bahasa Inggris saja kamu tidak bisa, pecundang nih!
  • bebala = bertengkar (mulut)
    Contoh: Wong sebelah ni galak bebala sampe subuh.
    Arti: Orang sebelah suka bertengkar sampai subuh.
  • belagak = tampan, cakep, rapi
    Contoh: Wew, belagak nian kau hari ni!
    Arti: Wah, rapi sekali kamu hari ini!
  • belago = bertengkar saling pukul
    Contoh: Budak kecik tu galak belago, laporke plisi peh?
    Arti: Anak kecil itu suka berkelahi, laporkan ke polisi yuk?
  • bengak = bodoh
    Contoh: Bengak nian kau ni, baco be dak pacak!
    Arti: Bodoh sekali kamu ini, membaca saja tidak bisa!
  • begoco = berantem/berkelahi
    Contoh: Dak usah jingok jingok, begoco be kito!
    Arti: Tidak usah lihat-lihat, berantem aja kita!
  • berejo = bersusah-susah, berusaha
    Contoh: Berejo la kau! tula, diomongi dak galak dengar.
    Arti: Berusahalah kamu! Makanya, diberi tahu tidak mau dengar.
  • Bi Cek = ibu, bibi, tante; bi cik (bibi kecik) = bibi kecil, panggilan untuk tante dalam keluarga besar yang paling kecil/muda.
    Contoh: Bi cek! nak ke mano?
    Arti: Bibi! Mau ke mana?
  • budak = anak
    Contoh: Budak tino Pelembang emang cindo-cindo galo.
    Arti: Anak perempuan Palembang memang cantik-cantik semua.
  • buntang = bangkai
    Contoh: Depan kelas kito ado buntang tikus.
    Arti: Di depan kelas kita ada bangkai tikus.
  • buyan = bodoh
    Contoh: Makonyo belajar biar dak jadi buyan, adekku
    Arti: Makanya belajar adikku, agar kamu tidak menjadi bodoh.
  • besak kelakar = besar omong
    Contoh: Kau tu besak kelakar bae, jadi be idak.
    Arti: Kamu itu besar omong saja, jadi aja enggak.
  • bedalu = begadang
    Contoh: Jangan nemen nian bedalu kau tu
    Arti: Jangan sering begadang kamu itu

C

  • cak mano = bagaimana
    Contoh: Cak mano ni? pacak dak lulus kito ni
    Arti: Bagaimana ini? Bisa tidak lulus kita.
  • cak itula = ya begitulah
    Contoh: Cak itula, basa nian kito
    Arti: Begitulah, benar-benar dalam kesulitan kita.
  • calak = pintar, cerdik <kadang terkesan curang>
    Contoh: Oi calak nian kau e, wong ngaki kau bawak kereta.
    Arti: Cerdik juga kamu ya, orang lain jalan kaki kamu bawa sepeda.
  • cemeke'an = pelit
    Contoh: Cemeke'an nian, goceng be dak ngasi.
    Arti: Pelit sekali, mamberi lima ribu saja tidak mau.
  • cetuk = patuk
    Contoh: Lakinyo mati dicetuk ulo.
    Arti: Suaminya meninggal dipatuk ular.
  • cotang = menebak-nebak dalam soal pilihan
    Contoh: Cotang 5 bener 4, hebat dak?
    Arti: Sembarangan jawab lima soal, benar empat, hebat tidak?
  • cugak = kecewa
    Contoh: Keno cugak be aku lantak dio.
    Arti: Saya kecewa karena dia.
  • Cucung = cucu
    Contoh: Woi cung, kalo kau ke Plaju, belike aku pempek
    Arti: Cu, kalau kamu ke Plaju, belikan kakek/nenek pempek.
  • cindo = cantik
    Contoh: Cindo nian tino tu, pacak "peca utak" aman jingokinnyo terus.
    Arti: Cantik sekali perempuan itu, bisa "pecah otak" kalau melihatnya terus.
  • cenela = sendal
    Contoh: Woi, jangan pake cenela aku!
    Arti: Woi, jangan pakai sendal saya!
  • cangking = jinjing
    Contoh: Cubo dicangking bae, biar mudah.
    Arti: Coba dijinjing aja biar mudah.
  • cokot = gigit
    Contoh: Hamper be aku tadi dicokot anjing
    Arti: Hampir saja saya tadi digigit anjing

D

  • Dak papo = tidak apa-apa
    Contoh: Dak papo la! Cuman denget bae.
    Arti: Tidak apa-apalah, cuma sebentar saja.
  • dak katek / katek = tidak ada (lebih tegas)
    Contoh: Dak katek malu nian kau ni!
    Arti: Tidak ada malu sekali kamu ini!
  • dak katek-katek = tidak ada terus
    Contoh: Aku pegi ke sano? Dak katek-katek.
    Arti: Saya pergi ke sana? Tidak ada terus.
  • dak terti = tidak mengerti
    Contoh: Dak terti aku pelajaran ni.
    Arti: Saya tidak mengerti pelajaran ini.
  • dewe'an = sendirian
    Contoh: Pegi samo siapo kau? Dewe'an be?
    Arti: Pergi sama siapa kamu kesana? Sendirian saja?
  • dulur = saudara
    Contoh: Oi dulur! Po kabar?
    Arti: Saudara! Apa kabar?
  • deken = dulu
    Contoh: Ai, ngopi deken biar dak ngantok.
    Arti: Aduh, minum kopi dulu agar tidak mengantuk.

E

  • emak : ibu
    Contoh: Emak, ado yang ngolake aku.
    Arti: Ibu, ada yang mempermainkan saya.
  • enjuk = beri
    Contoh: Enjuk siapo la bunga ni, yo?
    Arti: Diberikan dengan siapa bunga ini, ya?
  • ekar = kelereng
    Contoh: Ekar aku hargonyo goban, kau punyo?
    Arti: Kelereng saya harganya lima puluh ribu, punya kamu (harganya berapa)?
  • ecak-ecak = pura-pura
    Contoh: Kau ni jangan ecak-ecak dak tau.
    Arti: Kamu ini jangan pura-pura enggak tau.
  • Eder = benar/beres
    Contoh: Gawean kau ni dak pernah eder.
    Arti: Kerjaan kamu itu tidak pernah benar/beres.

Sabtu, 22 September 2012

Sejarah Pempek atau Empek-empek

 Pempek atau Empek-empek

    Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatra Selatan memproduksinya.

     Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.

    Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.

    Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota Palembang. Pempek dijual dimana-mana di Palembang, ada yang menjual di restoran, ada yang dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya.

Sejarah

Pempek Kapal Selam dan Kriting disirami Kuah Cuko

    Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.

    Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian sungai musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.

     Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Selain itu Sultan Mahmud Badaruddin baru lahir tahun 1767. Juga singkong sebagai bahan baku sagu baru dikenal pada zaman penjajahan Portugis dan baru dibudidayakan secara komersial tahun 1810. Walaupun begitu sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang.

     Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih. Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti Tenggiri, Kakap Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah. Juga sudah ada yang menggunakan ikan dencis, ikan lele serta ikan tuna putih.

Minggu, 16 September 2012

Jembatan Ampera

Struktur

Panjang : 1.117 m (bagian tengah 71,90 m)

Lebar : 22 m

Tinggi : 11.5 m dari permukaan air

Tinggi Menara : 63 m dari permukaan tanah

Jarak antara menara : 75 m

Berat : 944 ton

Sejarah

Pemandangan Kota Palembang dari atas salah satu tower Jembatan Ampera

Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi.

Pada masa kemerdekaan, gagasan itu kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan kala itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk na-ma Sungai Musi yang dilintasinya, pada sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. Usulan ini sebetulnya tergolong nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal hanya sekitar Rp 30.000,00. Pada tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang terdiri atas Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A. Bastari. Pendampingnya, Walikota Palembang, M. Ali Amin, dan Indra Caya. Tim ini melakukan pendekatan kepada Bung Karno agar mendukung rencana itu.

Usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang, yang didukung penuh oleh Kodam IV/Sriwijaya ini kemudian membuahkan hasil. Bung Karno kemudian menyetujui usulan pembangunan itu. Karena jembatan ini rencananya dibangun dengan masing-masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir, yang berarti posisinya di pusat kota, Bung Karno kemudian mengajukan syarat. Yaitu, penempatan boulevard atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu. Dilakukanlah penunjukan perusahaan pelaksana pembangunan, dengan penandatanganan kontrak pada 14 Desember 1961, dengan biaya sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp 200,00).

Pembangunan jembatan ini dimulai pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perang Jepang. Bukan hanya biaya, jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut.

Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi.

Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).

Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.

Keistimewaan

Pada awalnya, bagian tengah badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit.

Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.

Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.

Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.

Kamis, 06 September 2012

kekayaan alam indonesia

1. Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni.

Indonesia
Indonesia

2. Indonesia memiliki 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu Pulau Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Pulau Sumatera (473.606 km2) dan Pulau Papua (421.981 km2).

Pulan Kecil
Pulan Kecil

3. Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.

Laut
Laut

4. Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku. Menggunakan 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa tersebut.

Suku Suku Indonesia
Suku Suku Indonesia

5. Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.

LNG
LNG

6. Indonesia memiliki Terumbu Karang (Coral Reef) terkaya di dunia (18% dari total dunia) dan memiliki species ikan hiu terbanyak di dunia (150 species).

Terumbu Karang
Terumbu Karang

7. Indonesia menempati peringkat pertama dalam produk pertanian, yaitu cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta peringkat kedua dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).

cengkeh
cengkeh

8. Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia.

Kayu Lapis
Kayu Lapis

9. Indonesia memiliki biodiversity Anggrek terbesar didunia yaitu sekitar 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.

Bunga Anggrek
Bunga Anggrek

10. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat ntuk mencegah pengikisan oleh air laut atau abrasi pantai.
 
Hutan Bakau
Hutan Bakau

Rekor di atas sebenarnya hanya sedikit dari sekian banyak rekor-rekor berkaitan dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh bangsa ini. Termasuk posting saya sebelumnya yaitu Burung Cendrawasih yang terkenal dengan bird of paradise dan hanya ada di Papua.